Jumat, 28 November 2014

Kondensator ( Kapasitor)

Pengertian Kapasitor

Kondensator (kapsitor) adalah salah satu jenis komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik sementara.
Besaran nilai yang diukur di kapasitor ( kondensator ) adalah kapasitansi yang di singkat denga farad (F).


Ada dua jenis kapasitor secara mendasar yaitu:

1. Kapasitor/ kondensator non-polar

Kapasitor non-polar dapat dipasang secara bolak-balik pada suatu rangkaian elektronik tanpa memeperhatikan kutub-kutubnya.

2. Kapasitor/ kondensator polar.

Kapasitor polar memiliki kutub positif dan negative yang poada pemasangannya tidak boleh terbalik karena akan menyebabkan kerusakan bahkan ledakan.
Satuan kapasitor adalah farad (F), milifarad (mF), mikro farad (uF), nanofarad (nF), dan pikofarad (pF). Konversi nilai kapasitansinya sama dengan konversi satuan tahanan listrik.

Fungsi-fungsi kapasitor/ kondensator dalam rangkaian elektronik/listrik antara lain:

1. Sebagai kopling antara rangkaian ,
2. Penghematan daya listrik,
3. Penyaring/filter dalam rangkaian catu daya (power supply)
4. Meredam nois atau ripple,
5. Menghindari loncatan api saat sakelar beban listrik di hubungkan (peredam kejut).
Pembuatan kapasitor / kondensator disusun menggunakan pelat logam yang dipisahkan menggunakan isolator yang di sebut dielektrikum.

Jenis-jenis dielektrikum untuk pembuatan kapasitor/ kondensator anata lain :

1. Mika,
2. Kertas,
3. Plastik,
4. Keramik,
5. Tantalum,
6. Elektrolit.
Simbol-simbol kapasitor dapat dilihat di gambar

a. Kapasitor Elektrolit/ Electrolite Condensator (ELCO).

Kapasitor elektrolit merupakan jenis kapasitor polar yang memiliki dua kutub terdiri dari kutub positif dan kutub negative.
Pada kapasitor ini tanda untuk kutub negative adalah sebuah garis tanda putih di sepanjang badan/bodi kapasitor. Nilai untuk jenis kapasitor elektrolit dapat dilihat pada bodi kapasitor.






 b. Kapasitor tantalum
Kapasitor jenis ini juga termasuk dalam kapasitor polar seperti kapasitor elektrolit. Pemasangannya juga memerlukan perhatian untuk kedua kutubnya agar tidak terbalik. Pemasangan yang salah akan mengakibatkan kerusakan pada kapsitor tersebut bahkan bisa hinggameletus/ meledak..
Kapasitor tantalum bagus dan sesuai digunakan dalam jangkauan temeperatur dan frekwensi yang luas.

c. Kapasitor Keramik

Nilai kapasitor keramik sangat kecil, dan bagus digunakan pada jangkauan tegangan yang luas hingga 1000 volt.
Bentuk dari kapasitor keramik beragam, karena sifatnya yang stabil maka kapsitor jenis keramik ini sangat bagus digunakan pada frekwensi tinggi.
Kapasitor keramik termasuk jenis kapasitor non-polar, jadi pemasangannya bisa terbolak-balik.



d. Kapasitor Mika.

Kapasitor ini hamper sama karakternya dengan kapasitor keramik, sifatnya yang stabil memungkinkan cocok digunakan pada frekwensi tinggi.








e. Kapasitor Polyester

Kapasitor polyester kapasitansinya cukup stabil, nilai kapasitor polyemer antar 100pF hingga 2F, dengan toleransi 5%, tegangan maksimum kerjanya hingga 400volt.
Bentuk fisik dari jenis kapasitor ini adalah kotak segi empat dan berwarna hijau.






f. Kapasitor Kertas

Sama seperti kapasitor polyester, memiliki cukup kestabilan kerja dan bagus digunakan pada frekwensi tinggi.
Nilai kapasitansi kapasitor kertas berkisar antara 10nF sampai dengan 10uF, dengan toleransi rata rata 10%. Mampu bekerja pada tegangan hingga 600volt.






g. kapasitor variable/ Variable Resistor (VARCO)

Nilai kapasitansinya dapat berubah-ubah sesuai dengan namanya. Dengan memutar poros pada kapasitor maka akan di dapatkan nilai kapasitansi yang berubah-ubah.
Variable Condensator/ kapasitor variable ini memiliki kapasitas kapasitansi  100pF hingga 500pF.

h. Kapasitor Trimmer

Memiliki kapasitansi hingga 100pF dan biasanya dipaang parallel dengan variable kapasitor untuk mendapatkan nilai lebih akurat pada pengatur gelombang frekwensi.






Tabel warna kapasitor

Warna
Nilai
Hitam
0
Coklat
1
Merah
2
Jingga/Orange
3
Kuning
4
Hijau
5
Biru
6
Ungu
7
Abu-abu
8
Putih
9
Contoh pembacaan warna pada badan/bodi kapasitor:
Warna kapasitor yang tertera: coklat,hitam,orange.
Nilai: 103
C = 10x103 = 10.000pF = 10nF

Vout = -(R2/R1)Vin
Rangkaian kapasitor disusun seri untuk mengurangi nilai kapasitansinya.

Ctotal = C1+C2+C3
Rangkaian kapasitor disusun paralel untuk menambah nilai kapasitansinya

Kamis, 27 November 2014

seputar persib

INILAH, Bandung - Hingga kini Pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman belum mengantongi surat resmi dari PSSI soal Persib akan berlaga di kompetisi internasional setingkat Asia.

"Informasi resmi belum ada, jadi ya nunggu berita resmi dari PT Liga aja dulu," kata Djadjang.

Namun, pria yang karib disapa Djanur ini menyatakan Persib sudah siap mengikuti Liga Champions Asia (LCA) maupun Piala AFC. Secara teknis dia akan terus membangun komposisi tim, dan tinggal melakukan penambahan pemain. Secara mental bertanding dia tak terlalu khawatir.

Djanur bersyukur sebagai pelatih timnya pernah menjajal beberapa tim luar negeri seperti Ajax Amsterdam (Belanda), DC United (Amerika), Raj Pracha (Thailand), Central Cost Mariners (Australia), dan beberapa klub lainnya

"Alhamdulillah padahal lawan kita dulu tim luar juga gak kalah kelas dari tim LCA, toh kita pernah mencobanya melawan tim sekelas itu, tidak perlu minder dan boleh dikatakan siap," terangnya.

Djanur menambahkan, selama Persib mendapat kesempatan menjajal tim asing, dia melihat mental bertanding Firman Utina dkk, tak sedikitpun mengendor. "Anak-anak gak pernah ngeluh atau minder, semunya pemain mentalnnya siap," imbuhnya.

Diungkapkan Djanur, perhelatan antar klub Asia memang menjadi tantangan besar bagi Persib, yang baru saja mengukuhkan diri sebagai tim terbaik di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

"Atmosfirnya tetap tinggi, animo masyarakat tetep tinggi, apalagi selalu pas habis juara. Justru ini lebih lepas tidak terbebani dengan target," ujar mantan pemain era perserikatan ini.

Apabila Persib mampu lolos ke LCA pada musim 2015 nanti, tentunya hal itu membuka kenangan Djanur 20 tahun silam. Kala itu, dia masih berstatus sebagai asisten pelatih Indra Tohir.

"Perempat Final dulu di Siliwangi, kita kalah dari Ihwa Chun Ma (Korsel) sama klub asal Jepang, di fase grup kita juga satu grup dengan, Thaipalmer bank (Thailand)," urainya.

Lebih jauh di LCA atau Piala AFC 2015 nanti, Djanur berharap Persib bisa menggelar partai kandang di Bandung. Namun, dia tidak memungkiri jika ketatnya peraturan di AFC sekarang ini membuat skuat Maung Bandung harus bekerja keras mencari tempat yang representatif untuk partai home.

"Dulu Siliwangi aja bisa lolos, bahkan kamar ganti aja satu ruangan cuma berdua, cuma disekat pakai triplek, tapi ya doakan saja mudah-mudahan bisa di Bandung," tandasnya. [ito]

Senin, 17 November 2014

menunggu gebrakan pendidikan

SETELAH menunggu lama, publik tetap saja tidak menemukan satu pernyataan yang kuat tentang gebrakan yang akan dilakukan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan untuk mendongkrak kualitas pendidikan. Padahal, gebrakan banyak menteri lain luar biasa.
Revolusi mental yang digagas Presiden Joko Widodo sesungguhnya adalah sebuah gerakan ke dalam, yaitu perbaikan sikap diri sebagai individu, dan perbaikan evaluasi diri sistem yang sudah rusak karena korup, tidak adil, dan malah bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional. Satu-satunya individu yang sekaligus mewakili sistem pendidikan nasional sekarang adalah Anies. Sungguh mengherankan mengapa Anies malah ragu bertindak?
Jika Anies ragu-ragu, arah pendidikan nasional ke depan akan semakin runyam dan tidak jelas. Padahal, posisi Anies sangatlah strategis dalam mengaktualisasikan revolusi mental yang digagas Presiden Jokowi.
Persoalan pendidikan dasar dan menengah di Indonesia, apabila kita petakan, sudah jelas merujuk pada lima pokok persoalan yang sering dikaji para praktisi, akademisi, dan pemerhati pendidikan. Lima tema itu adalah ujian nasional, Kurikulum 2013, lunturnya nilai-nilai keragaman dalam pendidikan, kekerasan dalam pendidikan, dan korupsi pendidikan.
Apabila mau melakukan revolusi mental, sebagai awal, Anies bisa memilih salah satu dari lima prioritas persoalan ini.
Ujian nasional
Ujian nasional (UN) jelas sebuah kebijakan yang akan berat disentuh Anies sebab di sana ada Jusuf Kalla sebagai penggagas UN. Namun, persoalan ini sebenarnya jelas ditilik dari sudut pandang moral. Sebuah kebijakan yang telah terbukti tidak meningkatkan kualitas pendidikan nasional tidak pantas untuk dilanjutkan.
Masalahnya adalah kita sering mencampurkan pilihan politis dengan pilihan moral. Jika Anies memilih pilihan politis, artinya dia akan tunduk kepada Jusuf Kalla sebagai penggagas UN. Ini berarti membiarkan bangsa ini semakin terpuruk kualitas pendidikannya, bahkan di tingkat internasional. Jika berani mengambil pilihan moral, ia akan segera menghentikan ujian nasional sebagai syarat kelulusan, melakukan moratorium UN (bukankah sebelum menjadi menteri, Anies juga menyuarakan moratorium UN?) dan untuk sementara, menyerahkan penilaian kelulusan kepada guru dan sekolah.
Untuk proses seleksi ke perguruan tinggi, Anies perlu kerja sama dengan perguruan tinggi agar dihasilkan sistem seleksi yang sifatnya meritokratis, adil, independen, dan terbuka bagi semua. Sistem seleksi jalur undangan yang sering jadi sumber manipulasi nilai perlu dihentikan, digantikan dengan seleksi jalur mandiri yang sungguh independen dan tidak diskriminatif pada penyandang disabilitas.
Kurikulum 2013
Banyak kajian tentang Kurikulum 2013 menunjukkan bahwa kurikulum ini tidak pantas diteruskan. Bagaimana solusinya? Apakah upaya berbiaya triliunan rupiah tersebut akan dibiarkan sia-sia?
Pilihan politis atas hal ini tidak mudah. Namun, pilihan moral bisa menjadi alternatifnya. Adalah semakin mencederai keadilan dan melanggar prinsip moral apabila kita tahu sebuah program yang jelas-jelas buruk tetap kita biayai dengan biaya negara. Sudah hilang uang banyak, hasil pun tidak ada.
Solusi praktisnya adalah kembali saja dulu ke KTSP 2006, yang sudah ada buku yang tersedia. Untuk itu, Anies hanya perlu membatalkan berbagai macam peraturan yang mengatur Kurikulum 2013 serta mengevaluasinya untuk mencari yang perlu dihilangkan dan yang perlu dilanjutkan. Konsep pedagogis, landasan filosofis, dan sistem penilaian yang tidak relevan bisa dihilangkan, sedangkan kebutuhan pelatihan guru diteruskan.
Lunturnya nilai-nilai keragaman dan kebangsaan semakin nyata kita saksikan bahwa sekolah-sekolah negeri yang mestinya menyemai benih-benih keragaman kini mengutamakan kultur agama mayoritas. Kecenderungan intoleransi antaragama meningkat dan ironisnya ini justru disemai dalam lembaga pendidikan.
Di Jakarta, ada siswa dari kelompok agama tertentu yang tak boleh merayakan hari besar agama di lingkungan sekolah. Yang lebih memprihatinkan adalah mulai masuknya kelompok radikal teroris yang menunggangi paham agama untuk merekrut anak-anak sekolah sebagai pelaku teror, pembuat bom.
Situasi ini semakin menjadi-jadi dengan munculnya politisasi yang menyegregasi beragam kebijakan sekolah. Para guru yang memiliki afiliasi politik tertentu berusaha menanamkan paham-pahamnya dalam praktik pendidikan di sekolah. Jika sekolah sudah disesaki dengan para politisi yang mau menanamkan ideologinya, fungsi pendidikan sebagai proses pembentukan watak hilang karena yang terjadi adalah indoktrinasi dan matinya berpikir kritis.
Matinya kemampuan berpikir kritis akan membuat para siswa mudah dimobilisasi untuk melakukan tindak kekerasan, bahkan atas nama agama.
Lunturnya nilai-nilai keragaman ini hanya bisa dihentikan dengan cara bersinergi antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan Kementerian Dalam Negeri. Politisasi pendidikan yang melahirkan kebijakan pendidikan yang diskriminatif terjadi karena otonomi daerah sehingga banyak peraturan daerah pendidikan yang melanggar nilai-nilai Pancasila.
Di antaranya fokus pada pengembangan keagamaan sempit dan mengutamakan ritual dan simbol. Ini yang perlu diselesaikan dengan membangun kerja sama antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama sehingga tidak ada peraturan dari Kementerian Agama yang bertentangan dengan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, apalagi bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
Lunturnya keragaman ini, apabila tak diselesaikan, akan menjadikan pendidikan sebagai tempat berebut pengaruh dan kuasa dalam memperjuangkan ideologi sektarian politisi dan teroris yang memanfaatkan kelemahan kebijakan pendidikan.
Kekerasan          
Kekerasan dalam pendidikan sudah berada pada tingkat darurat. Banyak siswa meninggal karena kegiatan sekolah yang tidak terpantau dengan baik. Perundungan (bullying) dalam lembaga pendidikan dan tawuran pelajar sampai sekarang tidak pernah kita garap serius. Akibatnya, akan selalu muncul korban jiwa sia-sia. Zero tolerance terhadap kekerasan harus menjadi fokus pengembangan kebijakan dalam pendidikan.
Korupsi dalam lembaga pendidikan jelas melukai keadilan publik. Uang anggaran negara yang semestinya dipergunakan sekolah untuk melayani dan menyediakan pendidikan bermutu hilang dicuri para koruptor.
Laporan ICW tentang korupsi pendidikan selama sepuluh tahun, yang jumlah kerugiannya tidak mencapai Rp 1 triliun bukanlah representasi dari gurita korupsi yang menghancurkan pendidikan kita.
Sekedar gambaran, Dinas Pendidikan DKI, setelah dalam delapan bulan mengevaluasi program pendidikan di DKI, akhirnya mengembalikan uang negara Rp 2,4 triliun karena berbagai program pendidikan yang ada dianggap tidak relevan. Bahkan setelah diselidiki, pada beberapa sekolah swasta di Jakarta indikasi korupsi itu sangat jelas terjadi secara terstruktur, sistematis, dan masif. Beberapa sekolah dipaksa mengembalikan uang ke negara yang besarnya ratusan juta sampai miliaran rupiah.
Dana pendidikan memang paling menarik bagi para koruptor untuk mencurinya karena di sana tersedia banyak sekali ruang bebas untuk menjarah anggaran negara. Tentu, hal seperti ini tak dilakukan sendirian, tetapi ada semacam sistem yang terstruktur dan sistematis, mulai dari proses seleksi kepala sekolah, pengawas, dan kepala dinas. Revolusi mental harus menghancurkan sistem pendidikan yang korup seperti ini.
Jelas bahwa tantangan pendidikan tidak mudah. Namun, ini semua tergantung dari Anies dalam menempatkan dirinya sendiri. Apakah ia akan lebih memilih sebagai politisi atau individu yang memiliki pilihan moral sekaligus menjadi representasi kekuatan perubahan dalam pendidikan.
Jika ia lebih memilih dirinya sebagai politisi, gebrakan pendidikan tidak akan terlahir dalam pemerintah Jokowi ini, dan ini berarti Jokowi telah salah memilih Mendikbud.
Namun, apabila pertimbangan Presiden Jokowi memilih Anies adalah karena Anies memiliki kredibilitas moral, dan dengan demikian, pilihan-pilihan morallah yang diharapkan keluar dari sosok Anies sebagai Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah, mestinya Anies tidak perlu ragu mengambil keputusan dan segera melakukan gebrakan pendidikan

TBC pada anak

Penyakit Tuberkulosis atau TBC yang menjangkiti anak dapat dikatakan berbeda dengan TBC pada orang dewasa. TBC pada anak masih sulit untuk diidentifikasi dibandingkan dengan pengidentifikasian TBC pada orang tua.
TBC adalah penyakit yang menyerang sistem pernafasan. Penyakit ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami batuk yang tak kunjung reda. Batuk juga dapat disertai dengan adanya dahak.
Virus TBC memang dapat ditularkan melalui melalui udara. Lebih tepatnya melalui percikan dahak yang sampai kepada orang lain. Pada anak-anak, mereka memang sangat rentan untuk tertular penyakit ini jika orang dewasa yang dekat atau ada di sekitar mereka telah terinfeksi virus TBC ini. Gejala penyakit TBC pada anak lebih sulit untuk diketahui. Tak semua gejala umum mengenai penyakit ini yang ditunjukkan oleh anak menyatakan bahwa anak positif terjangkit penyakit ini. hal inilah yang membuat banyak anak yang terserang virus TBC ini terlambat untuk ditangani.
Beberapa gejala umum yang ditunjukkan anak ketika terserang virus ini adalah deman tinggi. Anak mengalami demam tinggi lalu sembuh kemudian demam lagi dan sembuh lagi selama beruang-ulang dalam kurun waktu yang relatif lama. Anak juga menunjukkan penurunan berat badan. Anak tidak mau makan sama sekali, perkembangan dan pertumbuhan anak terhambat atau bahkan tak menunjukkan perkembangan. Anak juga terserang batuk selama jangka waktu lebih dari tiga minggu lamanya.
Perbedaan lain TBC yang menjangkiti anak adalah bahwa penyakit ini tidak menular kepada anak yang lain. Namun dapat dikatakan lebih menakutkan. Virus TBC yang menyerang anak ini sangat rawan untuk menyebar tak hanya di sekitar sistem pernafasan dari anak. Namun juga dapat menyerang tulang, mata dan juga otak. Jik asudah menyerang pada otak, maka anak dapat mengalami cacat, tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan normal dan juga mengalami kesulitan jika bicara.
Penanganan TBC pada anak hampir sama dengan apa yang dilakukan kepada orang dewasa. Anak dapat diberikan pengobtan dalam jangka waktu enam bulan. Hal lain yang perlu diperbaiki adalah kondisi lingkungan yang ada di sekitar anak, agar dapat lebih higienis dan menyehatkan bagi anak